Proses Produksi Chlorinated Paraffin
Proses produksi chlorinated paraffin adalah serangkaian langkah yang kompleks dan terkontrol untuk menghasilkan senyawa kimia chloroparaffin dari parafin cair atau lilin parafin. Proses produksi ini pertama-tama dengan pemilihan bahan baku parafin dari penyulingan minyak bumi. Parafin cair tersebut kemudian pemurniannya melalui penyaringan agar menghilangkan kotoran atau kontaminan yang dapat mengganggu proses produksi. Setelah itu, parafin cair masuk ke reaktor klorinasi, di mana gas klorin di perkenalkan memulai reaksi kimia.
Selama tahap klorinasi, gas klorin bereaksi bersama parafin cair pada suhu atau tekanan dikendalikan. Prosesnya bertujuan memeriksa klorinasi berjalan efisien sehingga menghasilkan chloroparaffin kadar klorin secara tepat. Penting mengontrol laju reaksi agar tidak terjadi reaksi berlebihan dapat menghasilkan product spesifikasi tidak sesuai. Setelah reaksi klorinasi selesai, hasil campuran masuk ke penyaringan agar menghilangkan sisa gas klorin maupoun produk sampingan, lalu di cuci air serta bahan kimia netralisasi memastikan tidak ada sisa asam klorida tertinggal.
Tahap akhir dari proses produksi chlorinated alkanes melibatkan pengeringan produk ketika telah masuk tahap pencucian lalu penetralannya menggunakan alat pengering vakum. Pengeringan tersebut bertujuan menghilangkan kelembaban tanpa merusak struktur kimia dari chloroparaffin. Hasil akhir produksi chlorinated alkanes kemudian harus teruji kualitasnya agar menjamin sesuai dengan spesifikasi sebelum terkemas lalu tersimpan ke wadah khusus tahan korosi. Melalui pengendalian ketat pada setiap tahap produksi, hasil produksi chlorinated paraffin akan memiliki kualitas tinggi sehingga aman di berbagai aplikasi industri.
Artikel ini akan membahas secara rinci langkah-langkah proses produksi chlorinated paraffin, memberikan pemahaman mendalam tentang teknik dan teknologi yang digunakan.
1. Persiapan Bahan Baku
Proses produksi chlorinated paraffin pertama-tama persiapan bahan baku. Bahan utama produksi chlorinated parafin cair atau lilin parafin memiliki rantai karbon berjumlah 10 hingga 30 atom karbon. Paraffin biasanya dari proses penyulingan minyak bumi. Kualitas paraffin sangat penting karena akan mempengaruhi kualitas akhir dari produksi chlorinated paraffin.
Paraffin dalam proses berasal dari fraksi minyak bumi ketika sudah melalui proses penyulingan. Fraksi tersebut kemudian ke tahap proses lebih lanjut agar mendapatkan paraffin berkemurnian tinggi. Paraffin harus bebas dari kontaminan seperti sulfur, nitrogen, atau logam berat akan dapat mempengaruhi proses klorinasi. Paraffin cair penyimpanannya pada tangki khusus rancangannya agar menjaga kemurniannya. Tangki biasanya terbuat dari bahan tahan terhadap korosi lengkap dengan sistem pemanas demi menjaga paraffin selalu kondisi cair.
2. Pembersihan Paraffin
Setelah paraffin cair sudah siap, langkah proses produksi chlorinated parafin selanjutnya adalah membersihkannya dari segala jenis kotoran. Proses pembersihan menggunakan penyaringan serta pemanasan selalu menjamin bahwa paraffin adalah murni tidak mengandung kontaminan.
Paraffin cair penyaringannya melalui beberapa tahap penyaringan agar menghilangkan partikel-partikel kecil memiliki efek dapat mengganggu proses klorinasi. Penyaringan tersebut menggunakan filter berpori halus sehingga mampu menangkap kotoran atau partikel kecil. Setelah penyaringan, paraffin cair masuk tahap pemanasan untuk menghilangkan air serta kotoran. Pemanasannya menggunakan suhu tertentu agar memastikan paraffin tetap dalam kondisi cair serta murni.
3. Proses Klorinasi
Proses klorinasi merupakan tahap utama produksi chlorinated paraffin. Dalam tahap produksi chlorinated ini, paraffin cair telah bersih masuk ke reaktor klorinasi. Reaktor ini lengkap, memiliki sistem pendingin atau pemanas mengontrol suhu selama proses klorinasi.
Gas klorin masuk ke reaktor ketika berisi paraffin cair. Gas klorin akan bereaksi bersama paraffin, menghasilkan senyawa chloroparaffin. Prosesnya berlangsung pada suhu tertentu, biasanya antara 80-100°C, serta tekanan terkontrol demi memastikan reaksi berjalan optimal. Selama proses klorinasi, sangat penting demi mengendalikan laju reaksi agar tidak terjadi reaksi berlebihan dapat menyebabkan product akhir memiliki kandungan klorin tidak sesuai spesifikasi. Pengendalian menggunakan cara memonitor suhu maupun tekanan reaktor secara kontinu.
Reaktor klorinasi biasanya terbuat dari bahan tahan korosi, seperti baja tahan karat atau bahan terlapisi bahan anti korosi. Reaktor ini dengan sistem pengaduk supaya memastikan gas klorin serta parafin cair tercampur secara baik selama proses klorinasi.
4. Penyaringan dan Pemurnian Chlorinated Alkanes
Setelah proses klorinasi selesai, hasil campuran harus tersaring untuk menghilangkan produk sampingan serta sisa-sisa gas klorin tidak bereaksi. Proses penyaringan melibatkan penggunaan filter khusus sehingga dapat menangkap partikel-partikel kecil atau sisa-sisa reaksi.
Penyaringan pertama bertujuam menghilangkan partikel-partikel besar atau sisa-sisa gas klorin tidak bereaksi. Penyaringan ini menggunakan filter kasar sehingga mampu menangkap partikel-partikel besar. Setelah penyaringan kasar, campuran disaring kembali menggunakan filter halus untuk menghilangkan partikel-partikel kecil sehingga hasil product murni bebas dari kontaminan.
5. Pencucian dan Netralisasi
Untuk memastikan hasil chloroparaffin bebas dari sisa-sisa asam klorida atau zat-zat korosif lainnya, harus melakukan proses pencucian menggunakan air serta bahan kimia netralisasi. Proses pencucian ini bisa beberapa kali hingga product benar-benar bersih.
Campuran chloroparaffin dicuci air agar menghilangkan sisa-sisa asam klorida mungkin tersisa dari proses klorinasi. Pencucian ini kebeberapa tahap demi semua sisa asam klorida terhapus. Setelah pencucian bersama air, campuran dinetralkan menggunakan bahan kimia netralisasi seperti natrium hidroksida atau bahan kimia lain sehingga dapat menetralkan asam klorida. Proses netralisasi sangat penting demi memastikan produk akhir tidak bersifat korosif.
6. Pengeringan
Setelah dicuci serta dinetralkan, chlorinated paraffin masih berbentuk cairan berair perlu dikeringkan. Proses pengeringan biasanya dilakukan menggunakan alat pengering vakum sehingga dapat menghilangkan air dengan cepat tanpa merusak struktur kimia chlorinated parafin.
Pengering vakum digunakan mengeringkan chlorinated parafin secara cepat. Alat ini bekerja mengurangi tekanan udara di sekitar produk, sehingga air dapat menguap pada suhu lebih rendah, mencegah kerusakan pada struktur kimia chloroparaffin. Selama proses pengeringan, suhu harus terkendali baik demi memastikan bahwa chlorinated parafin tidak terdekomposisi atau rusak. Pengendalian suhu menggunakan sensor suhu maupun sistem pemanas terintegrasi dalam alat pengering vakum.
7. Pengujian Kualitas Chlorinated Alkanes
Sebelum pengemasan serta terkirim ke pelanggan, wajib agar melalui serangkaian pengujian kualitas demi memastikan bahwa product memenuhi spesifikasi. Pengujiannya meliputi uji kandungan klorin, viskositas, titik nyala, serta sifat fisikokimia lainnya. Kandungan klorin chlorinated parafin di uji untuk memastikan bahwa produk memiliki kadar klorin sesuai spesifikasi. Uji tersebut menggunakan teknik analisis kimia akurat.
Viskositas chlorinated parafin harus teruji agar produk memiliki kekentalan sesuai aplikasinya. Viskositas tepat penting selalu memastikan product dapat berfungsi baik setiap aplikasi industri. Titik nyala chlorinated paraffin harus melalui tahap pengujian demi produk aman penggunaannya. Titik nyala tepat penting mencegah risiko kebakaran selama penyimpanan atau penggunaan produk.
8. Pengemasan dan Penyimpanan
Setelah lulus uji kualitas, proses produksi chlorinated parafin masuk tahap pengemasan dalam wadah sesuai, seperti drum atau tangki khusus tahan terhadap korosi. Produk ketika telah masuk tahap pengemasan kemudian harus di simpan di gudang sesuai kondisi suhu kelembaban terkontrol supaya menjaga kualitasnya selama penyimpanan.
Chlorinated paraffin pengemasannya dalam wadah tahan korosi, lengkap dengan segel sehingga memastikan produk tetap murni bebas dari kontaminasi selama penyimpanan maupun transportasi. Wadah pengemasan biasanya terbuat dari bahan seperti baja tahan karat atau plastik tahan terhadap bahan kimia. Produk yang telah terkemas penyimpanannya di gudang dengan kondisi suhu kelembaban terkontrol. Penyimpanan baik penting agar menjaga kualitas chlorinated paraffin sehingga mencegah degradasi product selama periode penyimpanan.